Minggu, 18 November 2012

TUNTUTAN SEBUAH DIARY

Diposting oleh ╭(^▽^)╯Indah Putri Rengganis╭(^▽^)╯ di 03.13

Sudah jam 3 pagi ,aku masih belum tidur juga. Aku memikirkan kejadian malam itu ,malam yang menakutkan bagiku dan terlalu menyakitkan. Tapi entahlah aku terus menerus membayangkan dan memikirkannya.
Malam itu aku pulang sehabis magrib ,namun saat aku tiba suatu kejadian yang tidak pernah aku ingin melihat dan mendengarnya sedang terjadi. Mamah papahku sedang bertengkar hebat malam itu ,dan aku melihat semua barang-barang yang ada dirumahku sudah hancur lebur tak tersisa ,butiran nasi berceceran dimana-mana ,tv ,kursi ,dan peralatan lainnya semuanya  mungkin sudah habis terbanting ,mungkin hanya kamarku yang tersisa utuh dirumah itu. Nampaknya mereka acuh saat aku datang dan tidak malu sama sekali ,aku datang pun mereka tetap melanjutkan pertengkarannya.
“ jujur aku lelah dengan semua ini ,pergi saja dengan wanita selingkuhanmu itu! Pergi...!! “ teriak mamaku ,
“ heh apa maksudmu ngomong gitu hah? Nantang kamu? “ sambil menendang mamaku ,
Aku langsung memasuki kamarku sambil menangis tanpa mengucapkan satu kata pun. Rasana aku ingin mati saat itu silet sudah ku goreskan pada tangan kiriku ,darahku berceceran dimana-mana. Tak lama kemudian papahku masuk kamarku ,aku pun segera menghentikan tangisanku dan menyembunyikan goresan ditanganku. Dengan heran dia bertanya
 “ darah apa ini? Banyak sekali ,sampai kena seprai kasur segala hah? “ dengan nada sedikit keras ,
“ itu darah menstruasiku ,aku belum menggantinya tadi pagi “ ujarku ,
Dengan mudahnya papahku mempercayai perkataanku ,entah memang benar-benar mempercayainya atau memang dia sedang malas banyak bicara saat itu. Papahku pun keluar dari kamarku , dan tak lama kemudian suasana rumah tiba-tiba sunyi ,sepertinya mereka sudah mengakhiri pertengkarannya.
Paginya aku terbangun ,rumah nampak sepi sekali ,tak ada sedikitpun suara yang aku dengar dirumah. Saat aku bersiap-siap untuk ke sekolah di meja makan aku melihat selembar surat.
“ nak ,mulai sekarang mamah  tidak tinggal dirumah itu lagi ,mamah tinggal dirumah nenekmu. Jaga kesehatanmu ya nak “ isi dari surat itu. Perasaanku mulai kacau saat membacanya ,aku hanya berfikir tentang diriku sendiri saat itu ,dan bertanya-tanya dalam hati “ apakah mereka sudah tidak memperdulikan aku? Apakah mereka tidak menyayangiku lagi? Atau mereka memang tidak pernah menyayangiku? “ entahlah ,niatku untuk pergi ke sekolah berubah. Aku pergi dari rumah mencari ketenangan diluar, aku pun pergi ke suatu tempat yang tidak banyak orang mengetahui tempat itu. Sesampai disana aku sudah terbiasa mencurahkah apa yang aku rasakan pada diary kecilku. Hampir semua isi dari diary itu tentang kehidupan keluargaku yang hancur ,menurutku mungkin hanya diary kecil ini yang bisa menenangkanku ,mengerti aku saat aku merasa galau tentang hal apa pun. Aku merasa diary ku bisa berbicara sehingga aku bisa melakukan apa yang harus aku lakukan setelah mencurahkan isi hatiku.
***

            Setiba dirumah aku melihat kedua orang tuaku sedang berhadapan dan saling berdiam diri, aku pun mendekati mereka.
“ ada apa ini? “ tanyaku pada mereka sambil memandang ,
Tak ada satu pun yang menjawab diantara mereka ,papaku hanya memberikan selembar kertas yang isinya bahwa mereka telah bercerai secara syah. Aku tidak mengucapkan satu kata pun ,aku langsung memasuki kamarku sambil menangis ,seperti orang bodoh.... aku hanya menuliskan kembali apa yang aku rasa saat itu ke dalam diary kecilku. Saat itu aku merasa benci sekali terhadap papahku. Dan saat itulah aku tidak berhenti berdo’a pada Tuhan ,dalam do’aku meminta bahwa Tuhan akan memberikan papahku sakit yang tidak ada seorang pun yang bisa menyembuhkannya terkecuali papahku meminta maaf padaku dan pada ibuku atas semua perbuatannya.
***
            Tiga bulan kemudian aku mendengar kabar bahwa papahku jatuh sakit dan ingin dibesuk olehku. Dalam hatiku aku bersyukur pada Tuhan dan aku berfikir “ mungkin Tuhan mendengar do’aku dan telah mengabulkan do’a-do’aku selama ini “ kataku. Karna semenjak papah dan mamahku bercerai aku tidak tinggal bersama salah satu diantara mereka, melainkan aku tinggal bersama tante dan om ku yang sudah terbiasa mengurusiku sejak aku kecil. Fikirku mungkin tante dan om kulah orang tuaku yang sebenarnya, mereka yang penuh jasa atas segala hal tentangku. Dibanding dengan mereka yang hanya bisa memberiku materi tanpa memberiku apa-apa yang seharusnya ku dapat. Tak lama mendengar kabar papahku yang jatuh sakit aku pun pergi untuk membesuknya ,sesampai disana aku melihat ada mamahku yang telah tiba duluan dibanding aku yang membesuk papahku. Saat aku tiba mamahku langsung memelukku namun aku menghindar ,begitu juga dengan papahku yang ingin sekali memelukku. Mereka hanya bertatap muka melihat perlakuanku terhadap mereka.
“ kamu kenapa nak? Gak kangen kamu sama papahmu? Mungkin kalo papah bisa memelukmu papah bisa sembuh ,mungkin kamu obat kerinduan papah saat papah sedang sakit ,sini peluk papah nak “ dengan penuh haru ,tapi aku tidak mengucapkan satu kata pun. Bahkan aku menjaga jarak dengan mereka, mamahku pun mulai bicara
“ nak? Kamu tidak sakitkan? Ada apa sama kamu? “ tanya mamahku ,
“ untuk apa papah merindukanku? Untuk apa papah ingin aku besuk hah? Masih ingat sama aku? Masih nganggap aku anak papah sama mamah? Tolong terapkan hati nurani papah..!!! “ teriakku pada mereka sambil menangis ,
“ bukan maksud kita gitu sayang ,tapi memang kita sudah tidak ada kecocokkan lagi untuk bersatu..mana mungkin ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya sendiri ,kamu itu anugrah pertama buat kita nak “ mamahku pun menjawabnya ,
“ apa papah ingat sama darah yang berceceran di kasur dan ditembok-tembok kamar aku? Dan aku menjawab apa saat papah bertanya darah apa ini ,hanya orang bodoh yang mempercayai perkataan konyolku itu..!! sekarang kalian dengar dan pasang hati nurani kalian ,bagaimana jika saat itu aku benar-benar mati dihadapan kalian saat melihat kejadian pertengkaran hebat kalian saat itu? Bagaimana jika aku terlibat pergaulan bodoh diluar sana yang tidak diharapkan oleh semua orang tua? Kalian tau, banyak orang luar disana yang anak-anaknya terlibat semua itu hanya karna perlakuan bodoh orang tuanya..!! bahkan sampai mati karna fikirnya mereka sudah tidak dibutuhkan lagi sama orang tuanya ,begitu juga aku pah..mah..!! aku merasa hal yang sama dengan mereka ,apa kalian tidak bersyukur aku masih hidup? Aku tau ,hati nurani kalian sudah mati kalo hanya untuk memikirkan tentang aku. Tapi untuk sekali ini ,hidupkan sekali saja hati nurani kalian untuk aku pah...mah...!!! “ teriakku pada mereka. Tak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan-pertanyaanku itu ,mereka saling berdiam diri sambil menangis. Aku pun berlari keluar meninggalkan mereka sambil menangis ,aku mencari tempat yang tenang. Dan aku kembali mencurahkan apa yang aku rasa pada diary kecilku disana. Saat itu aku merasa tidak ingin pulang ,aku tertidur di tempat sepi ,gelap ,dan tak ada seorang pun ditempat itu.
***

            Paginya aku merasa lebih tenang ,aku pun pulang kerumah om dan tanteku. Setiba disana aku mendengar banyak sekali suara ,fikirku mungkin sedang ada tamu.
“ asalamu’alaikum... “ salamku pada mereka ,
“ waalaikum salam “ jawabnya ,dan ternyata yang awalnya dalam fikirku itu tamu ternyata itu papah dan mamahku.
“ sini duduk dulu nak.. “ sapanya dengan senyuman manis  padaku ,aku pun mendekatinya sambil terdiam dan menunduk.
“ nak ,kita sudah kembali seperti semula ,seperti apa yang kamu inginkan... keluarga yang harmonis, yang penuh kasih sayang ,yang penuh perhatian. Mulai sekarang kita mulai kehidupan kita dari nol lagi ,kita bangun keluarga yang harmonis bersama-sama “ ujarnya ,aku pun memeluk mereka dengan kebahagiaan pertamaku yang aku dengar dari mereka. Dan aku berfikir mungkin aku mulai bahagia saat ini dan mudah-mudahan sampai seterusnya. Tak lama bicara aku pun segera berpamitan pada om dan tanteku karna mulai saat itu aku akan hidup bersama papah dan mamahku kembali. Setelah jauh jalan yang kami tempuh ,papahku menghentikkan mobilnya disebuah rumah sederhana.
“ kenapa berhenti pah? “ tanyaku dengan heran ,
“ mulai sekarang ini rumah kita “ jawabnya sambil tersenyum manis ,
“ loh kenapa kita pindah rumah sih? Kan rumah yang dulu masih bagus? “ tanyaku sekali lagi ,
“ mama tidak mau kembali ke rumah itu nak ,karna mamah takut..setiap melihat rumah itu kejadian yang dulu selalu terbayang dalam fikiran mamah. Kamu tidak apa-apakan kalo kamu harus tinggal dirumah sederhana ini? “ tanya mamahku ,
“ iya ga apa-apa ko mah..pah.. “ sambil tersenyum pada mereka.
***

            3 tahun berlalu ,keluargaku masih terasa harmonisnya. Aku pun telah selesai dengan sekolahku ,rencanaku...aku ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di luar kota dan kedua orang tuaku menyetujuinya. Keesokan harinya aku berpamitan kepada kedua orang tuaku.
Setiba aku di  kota baruku ,aku mulai beradaptasi dengan kehidupan baruku. Aku pun mulai kuliah dengan tenang disana ,setelah beberapa bulan aku meninggalkan papah dan mamahku terdengar kabar baik tentang mereka ,bahwa mamahku tengah mengandung saat itu. Betapa bahagianya aku mendengarnya ,seperti biasa aku selalu mencurahkan apa yang aku rasa ke dalam diary kecilku.
9 bulan berlalu ,papahku menelfonku untuk segera pulang dan memberi kabar bahwa ibuku sudah melahirkan ,dan adik pertamaku adalah laki-laki. Aku segera pulang dan membelikan hadiah untuk adik pertamaku itu. Sesampai aku dirumah ,aku menangis haru melihat adikku yang manis sekali ,dia mirip sekali dengan papahku. Aku mencoba menggendongnya untuk yang pertama kalinya. Namun sayang waktuku dirumah tidak lama ,karna aku harus kuliah. Mungkin satu minggu aku disana sesudahnya aku kembali lagi ke kota baruku itu.
***

Aku pulang dengan rasa bahagia melihat keluargaku yang tetap harmonis ,aku kuliah dengan tenang. Setiap libur aku selalu pulang kerumahku ,saat disana rasanya aku tidak mau pulang  jika sudah berada ditengah-tengah keluargaku ,karna dari sejak aku kecil aku baru bisa merasakan keharmonisannya itu beberapa tahun yang lalu dan belum lama. Saat aku pulang mamahku terlihat sering kali murung ,
“ kenapa mah? Mamah ga sakitkan? “ tanyaku ,
“ nak ,bolehkah mamah jujur? Tapi...mungkin ini terlalu menyakitkan untukmu ,tapi entahlah mamah bingung sekali nak... “ ujarnya sambil menangis ,dengan rasa penuh heran aku bertanya lagi ,
“ yaa ,kalau kejujuran itu bisa bikin mamah tenang gak apa-apa dong...hehehe “ ujarku dengan tenang ,
“ sebenarnya mamah merasa menyesal nak ,rujuk dengan papahmu..tapi ,mamah bisa bertahan sampai selama ini demi kamu nak..mamah berusaha untuk selalu memperhatikan dan memperdulikan kebahagiaan kamu..mama tidak ingin menjadi mamahmu yang dulu..yang tidak pernah memperdulikan kamu..tapi ,ini akhir perjuangan mamah buat kamu nak ,mamah mengaku salah mamah tidak bisa bertahan lagi dengan papahmu..memang mungkin mamah dan papahmu sudah tidak ditakdirkan lagi untuk bersatu nak.. maafkan mamah..maaf nak maaf.. “ sambil menggenggam tanganku dan menangis dilututku ,
“ fikirku..keluargaku sudah harmonis..apalagi semenjak kehadiran Rehan adik pertamaku aku menganggap dia adalah pembawa berkah dalam keluarga ini, tapi ternyata semuanya biasa saja..takdirku memang tidak akan pernah merasakan keharmonisan yang sesungguhnya.. tapi tak apa lah ,mamah sudah berjuang sejauh ini..untuk kali ini mungkin aku yang harus mengerti mamah..aku tulus jika mamah dan papah harus bercerai untuk yang kedua kalinya, setidaknya aku pernah merasakan bagaimana rasanya bahagia di tengah keluarga meski itu hanya topeng belaka mamah aku berterimakasih banyak.. “ jawabku dengan tatapan kosong sambil menangis ,tak lama aku berbincang-bincang dengan mamah beberapa hari kemudian mamah dan papahku kembali bercerai secara syah. Saat perceraian itu aku menyaksikannya sendiri di pengadilan agama ,setelah hakim memutuskan bahwa kedua orang tuaku telah bercerai dengan syah.
“ alhamdulillahhirobil’alamin... “ syukurku sambil tersenyum dan menangis ,perasaanku kacau namun ku tahan karna ini semua yang terbaik.
“ maafkan mamah nak.. “ ucap mamahku sambil memeluk aku dan adikku ,papahku hanya tersenyum kaku melihat aku ,mamahku ,dan adikku berpelukkan. Itulah curahan terakhirku yang aku tuliskan di diary kecilku.
***

---SELESAI---

0 komentar:

Posting Komentar

 

Indah Putri Rengganis Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea