Sudah jam 3 pagi ,aku masih belum tidur juga. Aku memikirkan
kejadian malam itu ,malam yang menakutkan bagiku dan terlalu menyakitkan. Tapi
entahlah aku terus menerus membayangkan dan memikirkannya.
Malam itu
aku pulang sehabis magrib ,namun saat aku tiba suatu kejadian yang tidak pernah
aku ingin melihat dan mendengarnya sedang terjadi. Mamah papahku sedang
bertengkar hebat malam itu ,dan aku melihat semua barang-barang yang ada
dirumahku sudah hancur lebur tak tersisa ,butiran nasi berceceran dimana-mana
,tv ,kursi ,dan peralatan lainnya semuanya
mungkin sudah habis terbanting ,mungkin hanya kamarku yang tersisa utuh
dirumah itu. Nampaknya mereka acuh saat aku datang dan tidak malu sama sekali
,aku datang pun mereka tetap melanjutkan pertengkarannya.
“ jujur aku
lelah dengan semua ini ,pergi saja dengan wanita selingkuhanmu itu! Pergi...!!
“ teriak mamaku ,
“ heh apa
maksudmu ngomong gitu hah? Nantang kamu? “ sambil menendang mamaku ,
Aku langsung
memasuki kamarku sambil menangis tanpa mengucapkan satu kata pun. Rasana aku
ingin mati saat itu silet sudah ku goreskan pada tangan kiriku ,darahku
berceceran dimana-mana. Tak lama kemudian papahku masuk kamarku ,aku pun segera
menghentikan tangisanku dan menyembunyikan goresan ditanganku. Dengan heran dia
bertanya
“ darah apa ini? Banyak sekali ,sampai kena
seprai kasur segala hah? “ dengan nada sedikit keras ,
“ itu darah
menstruasiku ,aku belum menggantinya tadi pagi “ ujarku ,
Dengan
mudahnya papahku mempercayai perkataanku ,entah memang benar-benar
mempercayainya atau memang dia sedang malas banyak bicara saat itu. Papahku pun
keluar dari kamarku , dan tak lama kemudian suasana rumah tiba-tiba sunyi ,sepertinya
mereka sudah mengakhiri pertengkarannya.
Paginya aku
terbangun ,rumah nampak sepi sekali ,tak ada sedikitpun suara yang aku dengar
dirumah. Saat aku bersiap-siap untuk ke sekolah di meja makan aku melihat selembar
surat.
“ nak ,mulai
sekarang mamah tidak tinggal dirumah itu
lagi ,mamah tinggal dirumah nenekmu. Jaga kesehatanmu ya nak “ isi dari surat
itu. Perasaanku mulai kacau saat membacanya ,aku hanya berfikir tentang diriku
sendiri saat itu ,dan bertanya-tanya dalam hati “ apakah mereka sudah tidak
memperdulikan aku? Apakah mereka tidak menyayangiku lagi? Atau mereka memang
tidak pernah menyayangiku? “ entahlah ,niatku untuk pergi ke sekolah berubah.
Aku pergi dari rumah mencari ketenangan diluar, aku pun pergi ke suatu tempat
yang tidak banyak orang mengetahui tempat itu. Sesampai disana aku sudah
terbiasa mencurahkah apa yang aku rasakan pada diary kecilku. Hampir semua isi
dari diary itu tentang kehidupan keluargaku yang hancur ,menurutku mungkin
hanya diary kecil ini yang bisa menenangkanku ,mengerti aku saat aku merasa
galau tentang hal apa pun. Aku merasa diary ku bisa berbicara sehingga aku bisa
melakukan apa yang harus aku lakukan setelah mencurahkan isi hatiku.
***
Setiba dirumah aku melihat kedua
orang tuaku sedang berhadapan dan saling berdiam diri, aku pun mendekati
mereka.
“ ada apa
ini? “ tanyaku pada mereka sambil memandang ,
Tak ada satu
pun yang menjawab diantara mereka ,papaku hanya memberikan selembar kertas yang
isinya bahwa mereka telah bercerai secara syah. Aku tidak mengucapkan satu kata
pun ,aku langsung memasuki kamarku sambil menangis ,seperti orang bodoh.... aku
hanya menuliskan kembali apa yang aku rasa saat itu ke dalam diary kecilku.
Saat itu aku merasa benci sekali terhadap papahku. Dan saat itulah aku tidak
berhenti berdo’a pada Tuhan ,dalam do’aku meminta bahwa Tuhan akan memberikan
papahku sakit yang tidak ada seorang pun yang bisa menyembuhkannya terkecuali
papahku meminta maaf padaku dan pada ibuku atas semua perbuatannya.
***
Tiga bulan kemudian aku mendengar
kabar bahwa papahku jatuh sakit dan ingin dibesuk olehku. Dalam hatiku aku
bersyukur pada Tuhan dan aku berfikir “ mungkin Tuhan mendengar do’aku dan
telah mengabulkan do’a-do’aku selama ini “ kataku. Karna semenjak papah dan
mamahku bercerai aku tidak tinggal bersama salah satu diantara mereka,
melainkan aku tinggal bersama tante dan om ku yang sudah terbiasa mengurusiku
sejak aku kecil. Fikirku mungkin tante dan om kulah orang tuaku yang
sebenarnya, mereka yang penuh jasa atas segala hal tentangku. Dibanding dengan
mereka yang hanya bisa memberiku materi tanpa memberiku apa-apa yang seharusnya
ku dapat. Tak lama mendengar kabar papahku yang jatuh sakit aku pun pergi untuk
membesuknya ,sesampai disana aku melihat ada mamahku yang telah tiba duluan
dibanding aku yang membesuk papahku. Saat aku tiba mamahku langsung memelukku
namun aku menghindar ,begitu juga dengan papahku yang ingin sekali memelukku.
Mereka hanya bertatap muka melihat perlakuanku terhadap mereka.
“ kamu
kenapa nak? Gak kangen kamu sama papahmu? Mungkin kalo papah bisa memelukmu
papah bisa sembuh ,mungkin kamu obat kerinduan papah saat papah sedang sakit
,sini peluk papah nak “ dengan penuh haru ,tapi aku tidak mengucapkan satu kata
pun. Bahkan aku menjaga jarak dengan mereka, mamahku pun mulai bicara
“ nak? Kamu
tidak sakitkan? Ada apa sama kamu? “ tanya mamahku ,
“ untuk apa
papah merindukanku? Untuk apa papah ingin aku besuk hah? Masih ingat sama aku?
Masih nganggap aku anak papah sama mamah? Tolong terapkan hati nurani
papah..!!! “ teriakku pada mereka sambil menangis ,
“ bukan
maksud kita gitu sayang ,tapi memang kita sudah tidak ada kecocokkan lagi untuk
bersatu..mana mungkin ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya sendiri ,kamu
itu anugrah pertama buat kita nak “ mamahku pun menjawabnya ,
“ apa papah
ingat sama darah yang berceceran di kasur dan ditembok-tembok kamar aku? Dan
aku menjawab apa saat papah bertanya darah apa ini ,hanya orang bodoh yang
mempercayai perkataan konyolku itu..!! sekarang kalian dengar dan pasang hati
nurani kalian ,bagaimana jika saat itu aku benar-benar mati dihadapan kalian
saat melihat kejadian pertengkaran hebat kalian saat itu? Bagaimana jika aku
terlibat pergaulan bodoh diluar sana yang tidak diharapkan oleh semua orang
tua? Kalian tau, banyak orang luar disana yang anak-anaknya terlibat semua itu
hanya karna perlakuan bodoh orang tuanya..!! bahkan sampai mati karna fikirnya
mereka sudah tidak dibutuhkan lagi sama orang tuanya ,begitu juga aku pah..mah..!!
aku merasa hal yang sama dengan mereka ,apa kalian tidak bersyukur aku masih
hidup? Aku tau ,hati nurani kalian sudah mati kalo hanya untuk memikirkan
tentang aku. Tapi untuk sekali ini ,hidupkan sekali saja hati nurani kalian
untuk aku pah...mah...!!! “ teriakku pada mereka. Tak ada satupun dari mereka
yang menjawab pertanyaan-pertanyaanku itu ,mereka saling berdiam diri sambil menangis.
Aku pun berlari keluar meninggalkan mereka sambil menangis ,aku mencari tempat
yang tenang. Dan aku kembali mencurahkan apa yang aku rasa pada diary kecilku
disana. Saat itu aku merasa tidak ingin pulang ,aku tertidur di tempat sepi
,gelap ,dan tak ada seorang pun ditempat itu.
***
Paginya aku merasa lebih tenang ,aku
pun pulang kerumah om dan tanteku. Setiba disana aku mendengar banyak sekali
suara ,fikirku mungkin sedang ada tamu.
“
asalamu’alaikum... “ salamku pada mereka ,
“ waalaikum
salam “ jawabnya ,dan ternyata yang awalnya dalam fikirku itu tamu ternyata itu
papah dan mamahku.
“ sini duduk
dulu nak.. “ sapanya dengan senyuman manis padaku ,aku pun mendekatinya sambil terdiam
dan menunduk.
“ nak ,kita
sudah kembali seperti semula ,seperti apa yang kamu inginkan... keluarga yang
harmonis, yang penuh kasih sayang ,yang penuh perhatian. Mulai sekarang kita
mulai kehidupan kita dari nol lagi ,kita bangun keluarga yang harmonis
bersama-sama “ ujarnya ,aku pun memeluk mereka dengan kebahagiaan pertamaku
yang aku dengar dari mereka. Dan aku berfikir mungkin aku mulai bahagia saat
ini dan mudah-mudahan sampai seterusnya. Tak lama bicara aku pun segera
berpamitan pada om dan tanteku karna mulai saat itu aku akan hidup bersama
papah dan mamahku kembali. Setelah jauh jalan yang kami tempuh ,papahku
menghentikkan mobilnya disebuah rumah sederhana.
“ kenapa
berhenti pah? “ tanyaku dengan heran ,
“ mulai
sekarang ini rumah kita “ jawabnya sambil tersenyum manis ,
“ loh kenapa
kita pindah rumah sih? Kan rumah yang dulu masih bagus? “ tanyaku sekali lagi ,
“ mama tidak
mau kembali ke rumah itu nak ,karna mamah takut..setiap melihat rumah itu
kejadian yang dulu selalu terbayang dalam fikiran mamah. Kamu tidak apa-apakan
kalo kamu harus tinggal dirumah sederhana ini? “ tanya mamahku ,
“ iya ga
apa-apa ko mah..pah.. “ sambil tersenyum pada mereka.
***
3 tahun berlalu ,keluargaku masih
terasa harmonisnya. Aku pun telah selesai dengan sekolahku ,rencanaku...aku
ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di luar kota dan kedua orang tuaku
menyetujuinya. Keesokan harinya aku berpamitan kepada kedua orang tuaku.
Setiba aku
di kota baruku ,aku mulai beradaptasi
dengan kehidupan baruku. Aku pun mulai kuliah dengan tenang disana ,setelah
beberapa bulan aku meninggalkan papah dan mamahku terdengar kabar baik tentang
mereka ,bahwa mamahku tengah mengandung saat itu. Betapa bahagianya aku
mendengarnya ,seperti biasa aku selalu mencurahkan apa yang aku rasa ke dalam
diary kecilku.
9 bulan
berlalu ,papahku menelfonku untuk segera pulang dan memberi kabar bahwa ibuku
sudah melahirkan ,dan adik pertamaku adalah laki-laki. Aku segera pulang dan
membelikan hadiah untuk adik pertamaku itu. Sesampai aku dirumah ,aku menangis
haru melihat adikku yang manis sekali ,dia mirip sekali dengan papahku. Aku
mencoba menggendongnya untuk yang pertama kalinya. Namun sayang waktuku dirumah
tidak lama ,karna aku harus kuliah. Mungkin satu minggu aku disana sesudahnya
aku kembali lagi ke kota baruku itu.
***
Aku pulang dengan rasa bahagia melihat keluargaku yang tetap
harmonis ,aku kuliah dengan tenang. Setiap libur aku selalu pulang kerumahku
,saat disana rasanya aku tidak mau pulang
jika sudah berada ditengah-tengah keluargaku ,karna dari sejak aku kecil
aku baru bisa merasakan keharmonisannya itu beberapa tahun yang lalu dan belum
lama. Saat aku pulang mamahku terlihat sering kali murung ,
“ kenapa
mah? Mamah ga sakitkan? “ tanyaku ,
“ nak
,bolehkah mamah jujur? Tapi...mungkin ini terlalu menyakitkan untukmu ,tapi
entahlah mamah bingung sekali nak... “ ujarnya sambil menangis ,dengan rasa
penuh heran aku bertanya lagi ,
“ yaa ,kalau
kejujuran itu bisa bikin mamah tenang gak apa-apa dong...hehehe “ ujarku dengan
tenang ,
“ sebenarnya
mamah merasa menyesal nak ,rujuk dengan papahmu..tapi ,mamah bisa bertahan
sampai selama ini demi kamu nak..mamah berusaha untuk selalu memperhatikan dan
memperdulikan kebahagiaan kamu..mama tidak ingin menjadi mamahmu yang
dulu..yang tidak pernah memperdulikan kamu..tapi ,ini akhir perjuangan mamah
buat kamu nak ,mamah mengaku salah mamah tidak bisa bertahan lagi dengan
papahmu..memang mungkin mamah dan papahmu sudah tidak ditakdirkan lagi untuk
bersatu nak.. maafkan mamah..maaf nak maaf.. “ sambil menggenggam tanganku dan
menangis dilututku ,
“
fikirku..keluargaku sudah harmonis..apalagi semenjak kehadiran Rehan adik
pertamaku aku menganggap dia adalah pembawa berkah dalam keluarga ini, tapi
ternyata semuanya biasa saja..takdirku memang tidak akan pernah merasakan
keharmonisan yang sesungguhnya.. tapi tak apa lah ,mamah sudah berjuang sejauh
ini..untuk kali ini mungkin aku yang harus mengerti mamah..aku tulus jika mamah
dan papah harus bercerai untuk yang kedua kalinya, setidaknya aku pernah
merasakan bagaimana rasanya bahagia di tengah keluarga meski itu hanya topeng
belaka mamah aku berterimakasih banyak.. “ jawabku dengan tatapan kosong sambil
menangis ,tak lama aku berbincang-bincang dengan mamah beberapa hari kemudian
mamah dan papahku kembali bercerai secara syah. Saat perceraian itu aku menyaksikannya
sendiri di pengadilan agama ,setelah hakim memutuskan bahwa kedua orang tuaku
telah bercerai dengan syah.
“
alhamdulillahhirobil’alamin... “ syukurku sambil tersenyum dan menangis
,perasaanku kacau namun ku tahan karna ini semua yang terbaik.
“ maafkan
mamah nak.. “ ucap mamahku sambil memeluk aku dan adikku ,papahku hanya
tersenyum kaku melihat aku ,mamahku ,dan adikku berpelukkan. Itulah curahan
terakhirku yang aku tuliskan di diary kecilku.
***
---SELESAI---
0 komentar:
Posting Komentar